Emotional Sponge : Mekanisme Psikologis
Kami biro psikologi Smile Consulting Indonesia yang terpercaya kali ini akan mempersembahkan materi lebih lanjut tentang emotional sponge, tentang bagaimana emotional sponge ini menjadi salah satu mekanisme psikologis yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari kita.
Mekanisme Psikologis dan Faktor Risiko
Mekanisme psikologis di balik emotional sponge melibatkan kombinasi dari sifat kepribadian dan faktor neurobiologis. Orang dengan sensitivitas pemrosesan sensorik tinggi (SPS) memiliki reaktivitas emosional yang lebih besar terhadap rangsangan emosional dan sensorik. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan SPS lebih rentan terhadap burnout karena kapasitas mereka untuk memproses emosi lebih dalam dan lebih intens (Assary et al., 2020). Sistem neuron cermin mereka, yang memungkinkan mereka merasakan apa yang dirasakan orang lain, juga lebih aktif (Acevedo et al., 2017).
Selain itu, sifat kepribadian seperti neuroticism dan keterbukaan terhadap pengalaman baru juga berperan. Orang yang memiliki tingkat neuroticism tinggi lebih mungkin mengalami emosi negatif dengan intensitas yang lebih besar, yang membuat mereka rentan menjadi kewalahan oleh emosi orang lain (Lionetti et al., 2019). Sementara itu, individu dengan tingkat keterbukaan yang tinggi lebih responsif terhadap rangsangan emosional dan estetika, membuat mereka lebih sensitif terhadap emosi positif dan negatif.
Studi Kasus: Emotional Sponge dalam Dunia Kesehatan
Fenomena emotional sponge dapat dengan jelas dilihat pada profesional kesehatan. Dokter, perawat, dan pengasuh sering kali berhadapan dengan lingkungan emosional yang penuh tekanan, di mana mereka terus-menerus menyerap penderitaan pasien. Dalam sebuah studi, mahasiswa kedokteran yang memiliki empati tinggi mengalami peningkatan kelelahan emosional dan depersonalisasi seiring berjalannya waktu. Mereka juga menunjukkan penurunan kepuasan kerja dan kesejahteraan emosional akibat dari beban emosional yang berlebihan (Von Harscher et al., 2014).
Kasus ini menunjukkan risiko yang dihadapi oleh emotional sponge dalam profesi yang penuh tekanan. Pengelolaan emosi yang buruk dapat menyebabkan burnout dan mempengaruhi produktivitas serta kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, intervensi seperti pelatihan mindfulness dan teknik pengaturan emosi sangat penting untuk mencegah dampak negatif dari penyerapan emosi yang berlebihan (Bröhl et al., 2020).
Strategi Pencegahan
Mencegah burnout dan compassion fatigue, penting bagi emotional sponge untuk menerapkan strategi pengaturan diri. Latihan mindfulness, teknik pelepasan emosi, serta penetapan batasan emosional yang jelas adalah beberapa metode yang dapat membantu mengatasi kelelahan emosional. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat membantu individu mengurangi beban emosional dengan meningkatkan ketahanan emosional dan mengurangi dampak stres (PLOS One, 2024).
Selain itu, mempraktikkan self-compassion juga merupakan langkah penting. Dengan menjadi lebih pengertian dan lembut terhadap diri sendiri, individu dapat melindungi kesejahteraan emosional mereka sambil tetap dapat mendukung orang lain (Vieten et al., 2024).
Emotional sponge, meskipun memiliki kelebihan dalam hal empati dan dukungan emosional, juga rentan terhadap kelelahan emosional dan burnout. Pemahaman tentang mekanisme psikologis dan biologis di balik fenomena ini, serta penerapan strategi pencegahan yang efektif, dapat membantu mereka menjaga keseimbangan emosional dan kesejahteraan mereka. Merasakan gejala yang mirip dengan emotional sponge? Kami selaku Lembaga psikologi terpercaya dapat membantu anda dengan jasa psikologi professional dan konsultasi psikologi murah.
Referensi:
Acevedo, B. P., et al. (2014). The highly sensitive brain: fMRI evidence of sensory processing sensitivity and emotional reactivity. Brain and Behavior, 4(4), 580–594.
Bröhl, A. S., et al. (2020). Individual differences and susceptibility to burnout syndrome: Sensory processing sensitivity and its relation to exhaustion. Frontiers in Psychology, 11, 304.
Von Harscher, H., et al. (2014). The impact of empathy on burnout in medical students: New findings. Psychology, Health & Medicine, 19(3), 298-310.
Vieten, C., et al. (2024). Measures of empathy and compassion: A scoping review. PLOS ONE, 19(1), e0297099.