PMS Penyebab Mood Jelek, Mitos Ataukah Fakta?
Ladies, mari kita bicara tentang salah satu topik yang seringkali diabaikan tetapi mempengaruhi kita secara langsung: PMS atau sindrom pramenstruasi. Apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita sebelum dan selama masa haid? Mengapa beberapa dari kita merasa lebih cemas, sedih, atau bahkan marah? Mari kita kupas habis topik ini untuk menemukan jawabannya!
Apakah kamu pernah merasa mendadak cemas, sedih, atau marah tanpa alasan yang jelas? Mungkin saja kamu sedang mengalami PMS. PMS atau sindrom pramenstruasi adalah kondisi yang dialami oleh banyak wanita sebelum menstruasi mereka dimulai. Ini bisa menghasilkan perubahan suasana hati yang signifikan dan memengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Meskipun PMS sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar, namun dampaknya bisa sangat mengganggu. Beberapa wanita mungkin mengalami gejala fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau nyeri payudara, tetapi yang paling meresahkan adalah perubahan suasana hati yang signifikan. Depresi, kecemasan, dan disforia pramenstruasi adalah beberapa masalah mood yang sering terjadi selama PMS.
Pertama-tama, mari kita bahas tentang depresi. Bagi sebagian wanita, PMS bisa memperburuk gejala depresi yang sudah ada sebelumnya. Ini bisa membuat mereka merasa sedih, lelah, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Terkadang, gejala depresi selama PMS bisa begitu parah sehingga menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
Selanjutnya, kecemasan juga seringkali menjadi masalah selama periode ini. Wanita dengan kecenderungan kecemasan mungkin mengalami peningkatan gejala mereka selama PMS. Mereka mungkin merasa gelisah, khawatir, atau sulit berkonsentrasi. Kecemasan yang tidak terkendali selama PMS dapat mengganggu kesejahteraan secara keseluruhan dan menurunkan kualitas hidup.
Tidak hanya itu, disforia pramenstruasi juga dapat menjadi tantangan serius bagi beberapa wanita. Ini adalah kondisi di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim dan intens selama PMS. Mereka mungkin merasa sangat marah, gelisah, atau putus asa. Disforia pramenstruasi bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan memerlukan perhatian medis yang serius.
Tetapi, mengapa hal ini terjadi? Apakah ada hubungan yang jelas antara PMS dan gangguan mood seperti depresi, kecemasan, dan disforia pramenstruasi?
Jawabannya adalah kompleks. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, para ilmuwan percaya bahwa fluktuasi hormon seperti estrogen dan progesteron dapat memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan emosi selama siklus menstruasi.Jadi, meskipun PMS sering dianggap remeh, namun dampaknya terhadap kesejahteraan mental kita bisa sangat nyata. Depresi, kecemasan, dan disforia pramenstruasi adalah beberapa masalah mood yang sering terjadi selama periode ini, dan bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Penting untuk mengenali gejala dan mencari dukungan yang sesuai, baik dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Jangan biarkan PMS mengendalikan hidupmu. Segera cari bantuan jika kamu merasa kesulitan mengatasi gejalanya. Dan ingatlah, kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini.
Psikotes resmi HIMPSI dari biro psikologi Smile Consulting Indonesia menawarkan solusi asesmen psikologi yang valid dan dapat diandalkan, memastikan hasil yang optimal untuk berbagai keperluan Anda.
Referensi:
Dalton, K. (2017). The psychology of menstruation. John Wiley & Sons.
Briden, L. (2017). The period repair manual: Natural treatment for better hormones and better periods (2nd ed.). Lara Briden.